tag:blogger.com,1999:blog-27333050778667063572024-02-08T09:41:47.449-08:00PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Selamat datang di PendidikanDanPembelajaran.com, di blog ini sobat akan menemukan banyak tulisan/post yang di antaranya membahas tentang pendidikan dalam keluarga, Perkembangan peserta didik, Makalah, Proposal, Penalusuran sejarah,serta Cerita-Cerita lucu , dll. Jika sobat memiliki kritik dan saran, silahkan langsung di kirim ke andepatrijaya87@gmail.com. Terima kasih telah berkunjung...
Salam
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03547481871420734243noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-2733305077866706357.post-86424422122020564562012-12-23T07:35:00.001-08:002012-12-24T10:34:07.216-08:00TUJUAN KULIAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style='padding: 5px; overflow: auto; width: auto; height:200px;border:1px solid #000000'>
Pernahkah terpikir secara mendalam oleh kita, apa tujuan kita kuliah? Bayangkan begitu banyak uang yang akan dikeluarkan oleh orang tua kita untuk membiayai perkuliahan kita. Biaya tersebut meliputi biaya pendidikan, mulai dari awal pendaftaran sampai kita wisuda (lulus). Biaya pendidikan ini termasuk diantaranya uang pendaftaran, uang pangkal / gedung , biaya kuliah per semester , biaya kemahasiswaan, biaya perpustakaan, biaya print maupun fotokopi materi dan tugas kuliah, dan lain-lain. Selain biaya pendidikan, bagi kita yang memilih kuliah di luar kota (seperti saya sendiri), juga ada yang namanya biaya hidup. Biaya hidup ini termasuk diantaranya biaya kontrakan/kos per bulan ataupun per tahun, makan, ongkos, jalan-jalan (refreshing saat liburan), dan lain-lain. Tapi bagi kita yang tidak kuliah, maka kita dapat bekerja / berbisnis setelah lulus SMA.
Jadi kuliah merupakan pilihan lainnya dibanding daripada bekerja. Jadi, apakah kita cuma menghabiskan uang orang tua kita tanpa tahu tujuan kita kuliah atau kita tidak tahu manfaat apa saja yang sebenarnya bisa kita dapatkan jika kita kuliah.
Jika kita tidak tahu tujuan kita kuliah, maka kita akan menjadi orang yang bingung dan sesat di kampus dalam artian kita akan sulit untuki mendapatkan kesuksesan dari bekal kita di perkuliahan.
Di bawah ini, saya akan mencoba menjelaskan 5 (lima) diantara tujuan yang paling utama dari kuliah, yaitu :
1. Mendapatkan relasi sebanyak-banyaknya.
2. Menambah pengetahuan dan mendalami bidang yang kita minati.
3. Mengembangkan diri dan intelektualitas.
4. Mendapatkan ijazah yang bermanfaat.
5. Mendapatkan pekerjaan yang lebih bergengsi dan gaji yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan hanya lulusan SMA.
Itulah diantara tujuan yang paling utama dari kuliah. Penjelasan satu-persatunya tentang tujuan (manfaat) dari kuliah tersebut, akan coba saya jelaskan di postingan berikutnya.
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03547481871420734243noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2733305077866706357.post-163281166232754572012-12-19T03:02:00.002-08:002012-12-24T10:36:10.576-08:00PESERTA DIDIK<i><a href="http://"></a></i><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="left" id="div3">
<ol>
<li>
<div style='padding: 5px; overflow: auto; width: auto; height:200px;border:1px solid #000000'>
PENGANTAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK<br />BAB 1 PENDAHULUAN<br />A. LATAR
BELAKANG<br />Banyak dari pelajar masa kini hanya mementingkan apa yang menurut
mereka yakini kebenaranya dan tidak mau mengikuti apa yang sebenarnya sudah
digariskan atau yang telah menjadi aturan bagi setiap satuan pendidikan baik
yang formal ataupun informal. Tapi meskipun demikian tugas dari seorang pendidik
haruslah tetap dijalankan sebagaimana yang telah menjadi kewajibanya. Disini
kami memandang perlu untuk mengangkat masalah perkembangan peserta didik yang
meliputi sebagian besar yang terjadi pada peserta didik<br />B. RUMUSAN
MASALAH<br />1. Pengertian perkembangan peserta didik<br />2. Ruang lingkup pesrta
didik<br />3. Manfaat mempelajari peserta didik<br />4. Factor – factor yang
mempengaruhi peserta didik<br />C. TUJUAN<br />dalam makalah ini penulis bertujuan
untuk memberikan sedikit pencerahan yang mungkin bisa dijadikan pedoman bagi
pendidik di lingkungan manapun yang melakukan proses belajar mengajar agar dapat
melihat lebih jelas apa masalah yang timbul dari peserta didik.<br />BAB
II<br />RUMUSAN MASALAH<br />PENGANTAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK<br /><br />1.
PENGERTIAN PESERTA DIDIK<br />Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar
dan peserta didik merupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang
sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan
dasar dari sutu lembaga pendidikan. Peserta didik adalah subjek utama dalam
pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Dalam pengertian umum, anak didik
adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang
yang menjalankan kegiatan pendidikan.sedangkan dalam arti sempit anak didik
adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab
pendidik (Yusrina, 2006).<br />Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana yang dikutip oleh Murip Yahya (2008 :
113), dijelaskan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah “anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”. Dari uraian tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah individu manusia yang
secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan
ruhani) melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau
tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan
merupakan obyek utama (central object), yang kepadanya lah segala yang
berhubungan dengan aktivitas pendidikan dirujukkan.<br /><br />2. RUANG LINGKUP
PESERTA DIDIK<br />Soerjabrata (1974:6-13) mengemukakan ruang lingkup bidang
kajian psikologi pendidikan dilihat dari segi situasI dan proses pendidikan
dengan anak didik sebagai pusatnya yaitu kajian psikologi tentang siswa dalam
situasi pendidikan dalam peninjauan statis dan dinamis serta kajia hal-hal lain
yang erat kaitannya dengan situasi dan prose pendidikan di kelas Dalam
peninjauan secara statis, kajian psikolog tentang siswa dalam situasi pendidikan
mencakup kajia tentang gejala-gejala jiwa atau aktivitas dan tingkah laku yang
umum yang terdapat pada manusia umumnya, yaitu perhatian, pengamatan, tanggapan,
ingatan, fantasi, berfikir sikap, minat, motivasi, inteligensi, dan sebagainya
dan kajian tentang perbedaan-perbedaan individual antar individu-siswa yang
mencakup perbedaan dari segi kepribadian, inteligensi, bakat, minat, dan
sebagainya. "Sedangkan dalam peninjauan secara dinamis, yaitu mencakup kajian
psikologi tentang individu siswa dalam proses pendidikan, yakni perubahan
tingkah laku dan cara¬ cara penilaiannya di dalam pendidikan yang
mencakup:<br />1. perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perkembangan; atau
karena peserta didik mengalami proses pematangan dan pendewasaan.<br />2.
perubahan perilaku karena belajar yang merupakan faktor terpenting dalam proses
pendidikan dan pembelajaran.<br />3. cara-cara mengukur atau mengevaluasi
pencapaian karena perubahan-perubahan tersebut, khususnya karena belajar (La
Sulo, 1990:16). Selain itu, ruang lingkup kajian psikologi pendidikan juga
mencakup kajian-kajian tentang hal-hal lain yang erat kaitannya dengan situasi
dan proses pendidikan, yaitu kajian p aentang bimbingan dan konseling, kajian
psikologis terhadap individu yang mengalami penyimpangan psikis (jiwa), sosial,
dan fisik, kajian tentang implikasi dari prinsip pendidikan 3 seumur hidup yang
menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada sistem persekolahan tetapi
pendidikan dapat dilakukan di luar sistem persekolahan, misalnya pendidikan
untuk orang dewasa, dan kajian psikologis tentang bahan pengajaran yang
seharusnya dipilih dan diorganisasikan sedemikian rupa agar dapat diserap oleh
peserta didik. Interaksi psikologis dalam proses belajar mengajar antara peserta
didik dengan guru sebagai pendidik dan pengajar di kelas.<br />juga menjadi objek
kajian dari psikologi pendidikan. Dengan kata lain, ruang lingkup kajian dari
psikologi pendidikan ialah mencakup semua penerapan prinsip-prinsip psikologis
dalam proses pendidikan dan pembelajaran peserta didik di kelas di berbagai
institusi pendidikan, baik di lembaga pendidikan formal (di lingkungan sekolah),
non formal (di lingkungan masyarakat), dan informal (di lingkungan keluarga).
Dalam membahas tentang ruang lingkup dari psikologi pendidikan, juga dibahas
tentang pusat perhatian dari psikologi pendidikan sebagai disiplin ilmu yang
merupakan bagian integral dari psikologi umum. Suardiman (1988:6) mengemukakan
bahwa ada tiga elemen yang menjadi pusat perhatian dalam pendidikan yang juga
menjadi pusat perhatian oleh para ahli psikologi pendidikan dan para guru, yaitu
anak didik, proses belajar, dan sekilas" belajar.<br />Ketiga elemen ini saling
berkaitan selalu sama lain. Peserta didik merupakan elemen yang terpentin
diantara elemen yang lain (termasuk elemen situasi belaja dan elemen proses
belajar). Ini bukan berarti bahwa faktor manusia (peserta didik) lebih penting
dari faktor prose belajar dan situasi belajar, tetapi yang jelas tanpa hadirny
faktor peserta didik tidak mungkin akan terjadi peristiwa belajar atau interaksi
belajar mengajar dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal.
Tanpa kehadiran peserta didik di kelas di suatu lembaga pendidikan tidak mungkin
akan ada proses pembelajaran karena peserta didik merupakan objek dari proses
pendidikan dan pembelajaran di kelas. Peserta didik diibaratkan seperti pembeli
dalam suatu proses penjualan pasar yang akan membeli (menerima) ilmu pengetahua
dari guru sebagai transformator pengetahuan (penjual kepada peserta didik yang
berperan sebagai manusia yan belum dewasa untuk didewasakan.<br />Proses
pembelajaran sebagai elemen yang menjadi pusat perhatian dari psikologi
pendidikan, merupakan elemen penentu keberhasilan proses pendidikan. Tanpa ada
interaksi yang timbal balik antara guru sebagai pendidik, dan pengajar dengan
peserta didik sebagai objek yang dididik dan diajar tidak mungkin akan terjadi
proses ; pembelajaran di kelas atau di tempat belajar tertentu. Melalui proses
pembelajaran yang interaktif antara guru dan peserta didik akan terjadi
perubahan perilaku kepada peserta didik yang ditandai dengan gejala peserta
didik menjadi tahu terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya dari tidak tahu
pada waktu sebelum mempelajari materi pelajaran tertentu. Gejala lain dari
terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik, yaitu peserta didik memperoleh
keterampilan tertentu seperti keterampilan dalam berbicara, berdiskusi, bergaul
dan berteman, dan keterampilan lain yang membutuhkan aktivitas sensorik dan
motorik dan perubahan dari aspek sikap (afektif), yaitu dari bersikap kurang
baik atau kurang positif terhadap guru, orangtua, masyarakat, dan pihak terkait
lainnya menjadi bersikap positif terhadap pihak-pihak tersebut sebagai buah atau
hasil dari proses pendidikan yang berkualitas. Perubahan dari segi perilaku yang
lain berupa perilaku peserta didik dari tidak disiplin dalam hidup menjadi
disiplin (termasuk disiplin dalam melakukan aktivitas belajar), dari penampilan
dalam berpakaian tidak rapi menjadi rapi dan bersih, dari beperilaku kurang
santun menjadi sopan dan santun, dan berbagai aspek pengetahuan (kognitif),
afektif (sikap), dan keterampilan (psikomotorik) sebagai buah dari hasil proses
pendidikan dan pembelajaran di setting (tempat) belajar. Slameto (1988:68)
menyatakan bahwa agar proses pembelajaran di kelas dapat maksimal dan optimal,
maka hubungan antara guru dengan peserta didik dan hubungan peserta didik dengan
sesama peserta didik yang lain harus timbal balik dan komunikatif satu sama
lainnya.<br />Proses pembelajaran hanya dapat terjadi jika antara guru dengan
siswa terjadi komunikasi dan interaksi timbal balik yang edukatif. Jadi proses
pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh hubungan yang ada dalam proses
pembelajaran itu sendiri.<br />Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh
relasi siswa dengan gurunya.<br />Hubungan guru dengan siswa sebagai peserta didik
yang tercipta dengan baik, maka siswa akan senang kepada gurunya dan juga akan
menyukai materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya sehingga siswa dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik. Sebaliknya, jika hubung guru dengan
siswa kurang komunikatif dan harmonis, siswa akan membenci atau tidak senang
kepada gurun dan menyebabkan siswa tidak senang menerima pelajar dari guru
tersebut, akibatnya siswa tidak sukses bela dalam mata pelajaran tersebut. Guru
yang kurang komunikatif dan edukatif dalam berinteraksi dengan siswanya, akan
menyebabkan proses pembelajaran di kelas berjalan tidak optimal dan maksim
Selain itu, siswa akan menjauhkan diri dari guru sehing siswa tersebut tidak
dapat aktif dalam mengikuti pro; belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu,
para calon guru dan para guru yang telah mengajar harus menguasai pengetahuan
tentang didaktik dan metodik pembelajara, misalnya menguasai dan menerapkan
pengetahuan tentang dinamika kegiatan dalam strategi belajar mengajar, interal
dan motivasi belajar mengajar, dan berbagai pendekat, dalam proses belajar
mengajar.<br />Situasi belajar juga merupakan elemen penting yang berkontribusi
positif terhadap terciptanya proses pembelajaran. Situasi belajar menunjuk
kepada lingkung dimana proses belajar itu terjadi. ruang kelas, ruang
perpustakaan, dan ruang laboratorium merupakan lingkung belajar yang sangat
mempengaruhi situasi belajar di tempat belajar tersebut. Kondisi lingkungan di
ruang kelas, di ruang perpustakaan, dan di ruang laboratorium sangat
mempengaruhi kesuksesan belajar bagi peserta didik dan kesuksesan mengajar bagi
guru. Ruang kelas, perpustakaan, dan ruang laboratorium yang memiliki fasilitas
belajar yang memadai, kondisinya tenang,sirkulasi udara yang lancar, dan cukup
luas untuk menampung jumlah siswa yang ideal, la merupakan situasi belajar
menyenangkan yang dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar peserta dalam
belajar dan minat dan motivasi mengajar bagi guru. Situasi belajar menunjuk
kepada suatu faktor atau kondisi yang mempengaruhi siswa atau proses belajar.
Guru merupakan satu faktor dalam situasi belajar di samping situasi udara,
penerangan, komposi tempat duduk, dan sebagainya (Suardiman, 1988:7). Sikap
guru, semangat kelas, sikap masyarakat, dan suasana perasaan di sekolah juga
merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar di tempat belajar yang pada
akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran. Untuk dapat
menjadi guru yangprofesional dalam mendidik dan mengajar peserta didik melalui
proses ruang pembelajaran di kelas, maka selain harus memperhatikan ketiga
elemen pokok yang menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan tersebut di
atas, juga harus memperhatikan dan menguasai pengetahuan tentang didaktik
metodik pengajaran dan hall lain yang terkait dengan masalah peserta
didik.<br />Pengetahuan didaktik metodik pengajaran dan hal lain yang terkait
dengan masalah peserta didik, misalnya pengetahuan tentang gejala aktivitas umum
jiwa peserta didik, kepribadian, inteligensi, dan bakat peserta didik,
perkembangan anak dan perkembangan remaja sebagai subjek didik, belajar dan
permasalahannya, teori¬teori belajar, interaksi belajar mengajar di kelas dan
permasalahannya, keterkaitan perilaku guru terhadap dinamika kelas, pembinaan
disiplin di dalam kelas, motivasi belajar dan permasalahannya, strategi belajar
mengajar manajemen kelas untuk interaksi belajar mengajar, dan masalah-masalah
khusus dalam pendidikan dan pengajaran.<br /><br />3. MANFAAT MEMPELAJARI PESERTA
DIDIK<br />Bagi seorang guru, yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat penting
memahami psikologi belajar. kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran
pendidikan agama Islam, sarat dengan muatan psikologis. mengabaikan aspek –
aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan berakibat kegagalan, sehingga
tujuan pembelajaran tidak tercapai. Beberapa peran penting psikologi dalam
proses pembelajaran adalah :<br />1. memahami siswa sebagai pelajar, meliputi
perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik,
pengalaman, kepribadian, dan lain-lain<br />2. memahami prinsip – prinsip dan
teori pembelaaran<br />3. memilih memetode – metode pembelajaran dan
pengajaran<br />4. meetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran<br />5. menciptaka
situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif<br />6. memilih dan menetapkan
isi pengajaran<br />7. membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar<br />8. memilih alat Bantu pembelajaran dan pengajaran<br />9. menilai hasil
pembelajaran dan pengajaran<br />10.memahami dan mengembangkan kepribadian dsan
profesi guru<br />11.membimbing perkembangan siswa<br />Tidak dapat dipungkiri lagi,
bahwa antara proses perkembangan dengan proses belajar mengajar memiliki
keterkaitan. Sehubungan dengan ini, setiap guru sekolah selayaknya memahami
seluruh proses dan perkembangan manusia, khususnya siswa. Pengetahuan mengenai
proses dan perkembangan dan segala aspeknya itu sangat bermanfaat, antara lain
:<br />guru dapat memberikan layanan dan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada
siswa dengan pendekatan yang relefan denga tingakat perkembangannya<br />guru
dapat mengantisipasi kemungkinan – kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa
tertentu guru dapat memertimbangkan waktu yang tepat dlam memulai aktifitas
proses belajar mengajar bidang studi tertentu<br />guru dapat menemukan dan
menetapkan tujuan – tujuan pengajaran sesuai dengan kemampuan psikologisnya Bisa
lebih mengarahkan anak didiknya terutama untuk perkembangan prestasi belajar dan
mengembangkan bakat yang sejalan dengan minat anak bersangkutan.<br /><br />4.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PESERTA DIDIK<br />Perkembangan peserta didik
sangat dipengaruhi oleh lingkungan, llingkungan sendri sering diartikan sebagai
situasi di sekitar kita, segala sesuatu di alam semesta ini yan berada di luar
diri anak. Antara lingkungan dan manusia ada pengaruh timbal balik, artinya
lingkungan mempengaruhi manusia, dan sebaliknya, manusia juga mempengaruhi
lingkungan di sekitarnya. Lingkungan tempat anak mendapat pendidikan disebut
lingkungan pendidikan. Ki Hajar Dewantara membedakan lingkungan pendidikan
menjadi 3, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat, yang dkenal sebagai Tri
Pusat Pendidikan.<br />Keluarga dikataan sebagai lingkungan pendidikan yang
pertama dan paling utama, dimana anak untuk pertama kalinya mendapatkan
pelajaran-pelajaran dari orang tuanya. Keluarga merupakan pihak yang paling awal
memberikan banyak perlakuan kepada anak, selain itu sebagian besar waktu anak
lazimnya dihabiskan di lingkungan keluarga. Besarnya peluang dan kesempatan
interaksi ini akan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Hubungan
orangtua dengan anak juga berbeda dari hubungan anak dengan pihak yang lainnya,
seperti guru, teman ataupun masyarakat sekitar.<br />Selain kebutuhan materi,
kebutuhan spiritual juga sangat diperlukan oleh anak terhadap orang tuanya.
Orang tua menanamkan berbagai pelajaran dengan nasihat-nasihat yang mereka
berikan kepada anak-anak mereka. Lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh
yang sangat dominan dan sifatnya langsung terhadap pembentukan perilaku, sikap,
dan kebiasaan, penanaman nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya.<br />Selain
keluarga, sekolah juga tak kalah penting dalam perkembangan anak. Sejak lama,
sekolah telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak. Selama kurang lebih lima
sampai enam jam pada hampir setiap hari, umumnya anak-anak berada di sekolah.
Keterbatasan keluarga dalam menyediakan faslitas untuk belajar dan pengetahuan
orang tua akan ilmu-ilmu yang harus dipelajari anak merupakan faktor yang
mempengaruhi petingnya peran sekolah bagi anak. Di sekolah anak diajari berbagai
ilmu pendidikan dan berbagi pengetahuan serta ketrampilan-keramilan, keberadaan
anak di sekolah mempengaruhi perilaku anak. Struktur dan iklim kelas juga
merupakan salah satu unsur pokok yang akan turut mewarnai perilaku anak. Guru
yang berperan sangat dominan dalam merancang, mengatur, dan mengisi aktivitas
kelas. Sedangkan anak lebih cenderung mengikuti apa yang dikehendaki atau
ditugaskan oleh guru. Pola kegiatan seperti itu diprediksikan akan sangat
membosankan dan menyiksa anak-anak, karena kegiatan mereka lebih terbatas pada
memperhatikan dan mencatat pembicaraan dan tulisan guru.<br />Karena sekolah itu
sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tempat pendidikan, maka tak heran
jika kita golongkan sekolah sebagai tempat atau lembaga pendidikan kedua sesudah
keluarga, lebih-lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan kelurga dengan
guru sebagai ganti orang yang harus ditaati.<br />Lingkungan penddikan ketiga
yaitu masyarakat, selain di rumah dan di sekolah, anak juga bergaul dengan
masyarakat sekitar. Masyarakat yang baik biasanya memunculkan sikap yang baik
pula bagi anak. Sikap anak biasanya cenderung sama dengan teman-teman
bermainnya. Ia akan melakukan apa yang teman-temannya biasa
lakukan.<br />Masyarakat merupakan tempat anak-anak hidup dan bergaul dengan
anak-anak dan orang dewasa lainnya memiliki peranan dan pengaruh tertentu dalam
pembentukkan kepribadian dan perilaku anak. Pengalaman-pengalaman interaksional
anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukkan
perilaku dan perkembangan pribadi anak.<br />Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak. Para ahli yang beraliran “Nativisme” berpendapat
bahwa perkembangan anak semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi
perkembangan individu semata-mata tergantung pada faktor dasar/pembawaan. Tokoh
utama aliran ini yang terkenal adalah Schopenhauer.<br />Lain halnya dengan para
ahli yang mengikuti aliran “Empirisme” berpendapat bahwa perkembangan individu
itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor
dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran Empirisme ini menjadikan
faktor lingkungan/pendidikan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seorang
individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke.<br />Sedangkan aliran yang tampak
menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrem di atas adalah “aliran konvergensi”
dengan tokohnya yang terkenal adalah William Stern. Menurut aliran konvergensi,
perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut.
Jadi baik bawaan maupun lingkungan sama-sama punya pengaruh yang kuat.<br />Selain
faktor-faktor yang tersebut di atas, masih ada lagi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak didik, diantaranya adalah faktor teman sebaya,
keragaman budaya dan faktor media massa. Teman sebaya biasanya mempengaruhi
kepribadian anak, jika ia berteman dengan teman yang baik sikapnya akan
cenderung ikut baik, begitu pula sebaliknya.<br />Dalam perkembangan anak
keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi mental dan moral mereka. Ini
terbukti dengan sikap dan prilaku anak didik selalu dipengaruhi oleh
budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa
perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya
yang berkembang di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku yang
positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang negatif.<br />Selain
itu, media massa merupakan faktor lingkungan yang dapat merubah atau
mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat
besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa,
seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat.
Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan
negatif.<br />Contoh media massa yang sangat berpengaruh adalah media massamassa
saat ini berkembang semakin canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan
semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita. elektronik antara lain televisi.
Televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam
perkembangan melalui acara yang disiarkannya.<br />BAB
III<br />PENUTUP<br />KESIMPULAN<br /><br />1. PENEGERTIAN PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK<br />peserta didik adalah individu manusia yang secara sadar berkeinginan
untuk mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses kegiatan
belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan
tertentu. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan obyek utama (central
object), yang kepadanya lah segala yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan
dirujukkan.<br /><br />RUANG LINGKUP PESERTA DIDIKS<br />ruang lingkup kajian dari
psikologi pendidikan ialah mencakup semua penerapan prinsip-prinsip psikologis
dalam proses pendidikan dan pembelajaran peserta didik di kelas di berbagai
institusi pendidikan, baik di lembaga pendidikan formal (di lingkungan sekolah),
non formal (di lingkungan masyarakat), dan informal (di lingkungan keluarga).
Dalam membahas tentang ruang lingkup dari psikologi pendidikan, juga dibahas
tentang pusat perhatian dari psikologi pendidikan sebagai disiplin ilmu yang
merupakan bagian integral dari psikologi umum.<br /><br />MANFAAT MEMPELAJARI
PESERTA DIDIK<br />Bagi seorang guru, yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat
penting memahami psikologi belajar. kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran
pendidikan agama Islam, sarat dengan muatan psikologis. mengabaikan aspek –
aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan berakibat kegagalan, sehingga
tujuan pembelajaran tidak tercapai.<br /><br />FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PESERTA DIDIK<br />Perkembangan peserta didik sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
llingkungan sendri sering diartikan sebagai situasi di sekitar kita, segala
sesuatu di alam semesta ini yan berada di luar diri anak. Antara lingkungan dan
manusia ada pengaruh timbal balik, artinya lingkungan mempengaruhi manusia, dan
sebaliknya</li>
</ol>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03547481871420734243noreply@blogger.com0